Rabu, 19 November 2014

Membuat Jurnal Umum, Jurnal Offset dan Neraca

Membuat Jurnal Umum, Jurnal Offset dan Neraca
1.         Ibu Soffy melunasi pinjamannya pada bank Gunadarma sebesar Rp 7,5 juta dan menyetorkan uang sejumlah Rp 3 juta untuk menambah rekening depositonya.
Jurnal Umum
Kas                                                                  Rp. 10.500.000,-
                Deposito                                                                      Rp. 3.000.000,-
                Pinjaman Diberikan                                                 Rp. 7.500.000,-
Jurnal Offset
07 Kas                                                            Rp. 10.500.000,-
                OD Deposito                                                              Rp. 3.000.000,-
                OD Loan                                                                       Rp. 7.500.000,-
OD CIS                                                           Rp. 3.000.000,-
                04 Deposito                                                                Rp. 3.000.000,-
OD CIS                                                           Rp. 7.500.000,-
                06 Deposito                                                                Rp. 7.500.000,-

2.         Bank Gunadarma memiliki idle money sebesar Rp 13,5 yang jika didiamkan akan mendatangkan kerugian. Untuk itu Bank Gunadarma bermaksud menyimpan dana yang menganggur tersebut dalam bentuk giro pada Bank Mandiri sebesar Rp 7.5 juta dan sisanya dimasukkan dalam bentuk deposito 3 bulan pada bank yang sama.
Jurnal Umum
Giro pada Bank Lain                                 Rp. 7.500.000,-
Deposito pada Bank Lain                       Rp. 6.000.000,-
                Kas                                                                                 Rp. 13.500.000,-
Jurnal Offset
OD Sundries                                                Rp. 7.500.000,-
OD Sundries                                                Rp. 6.000.000,-
                07 Kas                                                                           Rp. 13.500.000,-
08 Giro pada Bank Lain                           Rp. 7.500.000,-
                OD CIS                                                                          Rp. 7.500.000,-
08 Deposito pada Bank Lain                  Rp. 6.000.000,-
                OD CIS                                                                          Rp. 6.000.000,-

3.         Bank Gunadarma menjual sebagian SBPM sebesar Rp 65 yang dipergunakan untuk membeli kendaraan dinas sebesar Rp 50 juta dan disimpan ke rekening tabungan pada bank lain.
Jurnal Umum
Kas                                                                  Rp. 65.000.000,-
                SBPM                                                                            Rp. 65.000.000,-
Kendaraan                                                   Rp. 50.000.000,-
Tabungan pada Bank Lain                      Rp. 15.000.000,-
                Kas                                                                                 Rp. 65.000.000,-
Jurnal Offset
07 Kas                                                            Rp. 65.000.000,-
                OD Sundrie                                                                 Rp. 65.000.000,-
OD CIS                                                           Rp. 65.000.000,-
                08 SBPM                                                                      Rp. 65.000.000,-
OD Umum                                                   Rp. 50.000.000,-
OD Sundries                                                Rp. 15.000.000,-
                07 Kas                                                                           Rp. 65.000.000,-
02 Kendaraan                                             Rp. 50.000.000,-
                OD CIS                                                                          Rp. 50.000.000,-
08 Tabungan pada Bank Lain                Rp. 15.000.000,-
                OD CIS                                                                          Rp. 15.000.000,-

4.         Ny. Nayla menarik semua dana yang ada dalam rekening tabungannya untuk dipindahkan ke dalam rekening depositonya sebesar Rp 8 juta.
Jurnal Umum
Tabungan                                                     Rp. 8.000.000,-
                Deposito                                                                      Rp. 8.000.000,-
Jurnal Offset
OD Tabungan                                             Rp. 8.000.000,-
                04 Deposito                                                                Rp. 8.000.000,-
05 Tabungan                                               Rp. 8.000.000,-
                OD Deposito                                                              Rp. 8.000.000,-

5.         Farah adalah seorang nasabah Bank Gunadarma, ia mempunyai kewajiban untuk membayar pinjaman yang telah jatuh tempo kepada temannya diSurabaya. Ia membayar pinjaman tersebut dengan menggunakan cek Bank Gunadarma sebesar Rp 175 juta yang dibebankan ke rekening Koran miliknya. Setelah diperiksa dana yang tersedia hanya sebesar Rp 125 juta.
Tidak Ada Jurnal

NERACA
AKTIVA
PASIVA
Kas
 Rp  13.500.000,00
Tabungan
 Rp                       8.000.000,00
Pinjaman Diberikan
 Rp    7.500.000,00
Deposito
 Rp                     11.000.000,00
Tabungan pada Bank Lain
 Rp  15.000.000,00
SBPM
 Rp                     65.000.000,00
Giro pada Bank Lain
 Rp    7.500.000,00

Deposito pada Bank Lain
 Rp    6.000.000,00

Kendaraan
 Rp  50.000.000,00

Idle Money
 Rp  10.500.000,00


Total Aktiva
 Rp  68.000.000,00
Total Pasiva
 Rp                     68.000.000,00

Pasar Faktor Produksi

KONSEP PASAR FAKTOR PRODUKSI

Pasar faktor produksi adalah tempat bertemunya permintaan dan penawaran terhadap faktor produksi. Faktor produksi adalah segala sesuatu yang dibutuhkan oleh produsen sebagai input untuk memproduksi barang siap pakai. Dalam upaya mencapai laba maksimum atau kerugian minimum, jumlah output yang diproduksi dan tingkat harga yang ditetapkan tergantung pada posisi perusahaan dalam pasar. Tetapi perusahaan hanya akan mencapai kondisi optimum bila alokasi penggunaan faktor produksi (input) juga efisien.

1.      Perbedaan Pasar Faktor Produksi dan Pasar Barang Konsumsi

2.      Penawaran Faktor Produksi
Penawaran faktor produksi adalah jumlah faktor produksi yang tersedia dipasar pada waktu tertentu. Contoh, tanah diperkotaan saat ini sangat mahal dan dipedesaan masih relatif murah. Faktor produksi yang paling dekat dengan kehidupan kita adalah tenaga kerja, Penawaran tenaga kerja dipasar persaingan sempurna berhubungan positif dengan tingkat upah. Jika upah meningkat, maka penawaran tenaga kerja bertambah.
3.      Permintaan Faktor Produksi
Sebelum perusahaan memproduksi barang, perusahaan terlebih dahulu mengamati keadaan dipasar. Tujuannya adalah sebagi berikut.
a.       Menentukan pilihan barangapa yang akan diproduksi yang sesuai dengan keinginan konsumen.
b.      Menentukan berapa jumlah barang yang akan diproduksi agar dapat menghasilkan keuntungan yang maksimum.
Selanjutnya perusahaan menentukan kombinasi faktor produksi yang akan digunakan untuk memproduksi barang tersebut dengan sebaik-baiknya agar menghasilkan biaya yang minimum. Penetuan kombinasi faktor produksi tersebut berarti menentukan berapa jumlah modal, tenaga kerja, dan faktor produksi lainnya dengan pertimbangan sebagai berikut.
a.       Berapa Harga Faktor produksi ditentukan
b.      Kondisi yang harus dipenuhi agar faktor produksi yang digunakan dapat menghasilkan keuntungan maksimum dalam kegiatan produksi          yaitu harga satu unit tambahan faktor produksi sama dengan tambahan penerimaan yang diciptakan oleh penggunaan faktor produksi tersebut

4.      Peranan Analisis Permintaan terhadap Faktor Produksi

Ada dua alasan bagi perusahaan untuk menganalisis permintaan terhadap factor produksi. Pertama, hasil analisis dapat digunakan sebagai dasar untuk mengalokasikan penggunaan faktor produksi secara efesien. Kedua, hasil analisis akan menjelaskan bagaimana pendapatan berbagai faktor produksi ditentukan.

Jenis Auditor

JENIS JENIS AUDITOR
1.       KANTOR AKUNTAN PUBLIK
Kantor Akuntan Publik bertanggung jawab mangaudit laporan keuangan historis yang dipublikasikan oleh semua perusahaan terbuka, kebanyakan perusahaan lain yang cukup besar, dan banyak perusahaan serta organisasi nonkomersial yang lebih kecil. Oleh karena luasnya penggunaaan laporan keuangan yang telah diaudit, dalam perekonomian Indonesia, serta keakraban para pelaku bisnis dan pemakai lainnya, sudah lazim digunakan istilah auditor dan kantor akuntan publik dengan pengertian yang sama, meskipun ada beberapa jenis auditor. Sebutan kantor akuntan publik mencerminkan fakta bahwa auditor yang menyatakan pendapat audit atas laporan keuangan harus memiliki lisensi sebagai akuntan publik. KAP sering kali disebut auditor eksternal atau auditor independen untuk membedakannya dengan auditor internal
2.       AUDITOR INTERNAL PEMERINTAH
Auditor Internal Pemerintah adalah auditor yang bekerja untuk Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP), guna melayani kebutuhan pemerintah. Porsi utama upaya audit BPKP adalah dikerahkan untuk mengevaluasi efisiensi dan efektivitas operasional berbagai program pemerintah. BKPK mempekerjakan lebih dari 4000 orang auditor di seluruh Indonesia. Auditor BPKP juga sangat dihargai dalam profesi audit
3.       AUDITOR BADAN PEMERIKSA KEUANGAN
Adutiro Badan Pemeriksa Keuangan adalah auditor yang bekerja untuk Badan Pemriksa Keuangan (BPK) Republik Indonesia, badan yang didirikan berdasarkan konstitusi Indonesia. Dipimpin oleh seorang kepala, BPK melapor dan bertanggung jawab sepenuhnya kepada DPR.
Tanggung Jawab BPK adalah untuk melaksanakan fungsi audit DPR, dan juga mempunyai banyak tanggung jawab seperti KAP. BPK mengaudit sebagian besar informasi  keuangan yang dibuat oleh berbagai macam badan pemerintah baik pusat maupun daerah sebelum diserahkan kepada DPR. Oleh karena kuasa pengeluaran dan pemerintah badan-badan pemerintah ditentukan oleh undang-undang, maka audit yang dilaksanakan difokuskan pada audit ketaatan.
Peningkatan porsi upaya audit BPK dikerahkan untuk mengevaluasi efesiensi dan efektivitas operasional berbagai program pemerintah. Hasil dari tanggung jawab BPK yang besar untuk mengaudit pengeluaran-pengeluaran pemerintah dan kesempatan mereka untuk melaksanakan audit operasional, auditor BPK sangat dihargai dalam profesi audit.
4.       AUDITOR PAJAK
Direktorat Jenderal Pajak bertanggung jawab untuk memberlakukan peraturan pajak. Salah satu tanggung jawab utama Dirjen Pajak adalah mengaudit SPT wajib pajak untuk menentukan apakah SPT itu sudah memenuhi peraturan pajak yang berlaku. Audit ini murni bersifat audit ketaatan. Auditor yang melakukan pemeriksaan ini disebut auditor pajak.
Peraturan pajak sangat rumit, dan ada ratusan jilid interpretasi. SPT pajak yang diaudit bervariasi dari yang sederhana yang diserahkan oleh individu hinggan SPT kompleks yang diserahkan korporasi multinasional. Seorang auditor yang terlibat dalam salah satu bidang ini harus memiliki pengetahuan tentang pajak dan keahlian audit yang cukup luas untuk melakukan audit yang efektif.
5.       AUDITOR INTERNAL
Auditor internal dipekerjakan oleh perusahaan untuk melakukan audit bagi manajemen, sama seperti BPK mengaudit untuk DPR. Tanggun jawab auditor internal sangat beragam, tergantung pada yang mempekerjakan mereka. Ada staf audit internal yang hanya terdiri atas satu atau dua karyawan yang melakukan audit ketaatan secara rutin. Staf audit internal lainnya mungkin terdiri atas lebih dari 100 karyawan yang memikul tanggung jawab berlainan, termasuk di banyak bidang di luar akuntansi. Banyak juga auditor internal yang terlibat dalam audit operasional atau memiliki keahilan dalam mengevaluasi system komputer.
Untuk mempertahankan independensi dari fungsi-fungsi bisnis lainnya, kelompok audit internal biasanya melapor langsung kepada Direktur Utama, salah satu pejabat tinggi eksekutif lainnya, atau komite audit dalam dewan komisaris. Akan tetapi, auditor internal tidak dapat sepenuhnya independen dari entitas tersebut selama masih ada hubungan antara pemberi kerja-karyawan. Para pemakai dari luar entitas mungkin tidak ingin mengandalkan informasi yang hanya diverifikasi oleh auditor internal karena tidak adanya independensi. Ketiadaan independensi ini  merupakan perbedaan utama antara auditor internal dan KAP.


Karakter Manajer

Karekter Manajer
·         Integritas
·         Disiplin
·         Independen
·         Tegas
·         Bertanggung jawab
·         Kreatif
·         Mampu bekerja sama
·         Kemampuan analisis baik
·         Interpersonal
·         Kemampuan berorganisasi
Survey Peringkat Karakter Manajer oleh 3EB10 (jumlah mahasiswa 29 orang)
No
Peringkat
Total Murid
Total Score
Peringkat Keseluruhan
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
1
12
9
2
2
1
1
1

1

29
248
1

2
12
3
8
2

1
2

1

29
240

2
3
2
1
4
3
6
5
2
2
2
2
29
163
4

4

1
1
8
8
4

5

2
29
158

5
5

9
9
5
2


2
2

29
210
3

6


1
2
2
7
6
2
6
3
29
114

8
7


1
3
1
5
5
7
3
4
29
111
9

8



1
4
5
5
4
4
6
29
102

10
9
2
2
1
3
3
5
2

5
6
29
134
6

10

3
2
1
3

6
7
4
3
29
124

7

Hasil Survey Peringkat Karakter Manajer menurut 3EB10:
1.       Integritas
2.       Disiplin
3.       Bertanggung Jawab
4.       Independen
5.       Tegas
6.       Interpersonal
7.       Kemampuan Berorganisasi
8.       Kreatif
9.       Mampu Bekerja Sama
10.   Kemampuan Analisis Baik