Teori
Asimetri Informasi
Asimetri informasi merupakan kondisi di mana ada
ketidakseimbangan perolehan informasi antara pihak manajemen sebagai penyedia
informasi (prepaper) dengan pihak pemegang saham dan stakeholder pada umumnya
sebagai pengguna informasi (user).
Teori asimetri mengatakan bahwa
pihak-pihak yang berkaitan dengan perusahaan tidak mempunyai informasi yang
sama mengenai prospek dan resiko perusahaan. Pihak tertentu mempunyai informasi
yang lebih baik dibandingkan dengan pihak lainnya. Manajer biasanya mempunyai
informasi yang lebih baik dibandingkan dengan pihak luar (investor) karena itu
bisa dikatakan terjadi asimetri informasi antara manajer dengan infestor.
Infestor, yang merasa mempunyai informasi yang lebih sedikit akan berusha
menginterpretasikan perilaku manajer. Dengan kata lain, perilaku manajer
termasuk dalam perilaku penentuan strktur modal.
Informasi yang lebih banyak
dimiliki oleh manajer dapat memicu untuk melakukan tindakan-tindakan yang
sesuai dengan keinginan dan kepentingan untuk memaksimumkan utility bagi
dirinya.
Sedangkan bagi pemilik modal dalam
hal ini investor, akan sulit untuk mengontrol secara efektif tindakan yang
dilakukan oleh manajemen karena hanya memiliki sedikit informasi yang ada.
Manajer sebagai pengelola
perusahaan lebih banyak mengetahui informasi internal dan prospek perusahaan di
masa yang akan datang dibandingkan pemilik (pemegang saham). Oleh karena itu
sebagai pengelola, manajer berkewajiban memberikan sinyal mengenai kondisi
perusahaan kepada pemilik. Sinyal yang diberikan dapat dilakukan melalui
pengungkapan informasi akuntansi seperti laporan keuangan.
Macam
Asimetri Informasi
Menurut Scott (2000), ada dua macam asimetri
informasi:
1.
Adverse Selection
Adverse selection adalah jenis asimetri
informasi dalam mana satu pihak atau lebih yang melangsungkan atau akan
melangsungkan suatu transaksi usaha, atau transaksi usaha potensial memiliki
informasi lebih atas pihak-pihak lain. Adverse selection terjadi karena
beberapa orang seperti manajer perusahaan dan para pihak dalam (insiders)
lainnya lebih mengetahui kondisi kini dan prospek ke depan suatu perusahaan
daripada para investor luar.
Para manajer serta orang-orang dalam
lainnya biasanya mengetahui lebih banyak tentang keadaan dan prospek perusahaan
dibandingkan investor pihak luar. Dan fakta yang mungkin dapat mempengaruhi
keputusan yang akan diambil oleh pemegang saham tersebut tidak disampaikan
informasinya kepada pemegang saham.
2.
Moral Hazard
Moral hazard adalah jenis asimetri
informasi dalam mana satu pihak yang melangsungkan atau akan melangsungkan
suatu transaksi usaha atau transaksi usaha potensial dapat mengamati
tindakan-tindakan mereka dalam penyelesaian transaksi-transaksi mereka
sedangkan pihak-pihak lainnya tidak. Moral hazard dapat terjadi karena adanya
pemisahan pemilikan dengan pengendalian yang merupakan karakteristik kebanyakan
perusahaan besar.
Kegiatan yang dilakukan oleh manajer tidak
seluruhnya diketahui oleh pemegang saham maupun pemberi pinjaman. Sehingga
manajer dapat melakukan tindakan di luar pengetahuan pemegang saham yang
melanggar kontrak dan sebenarnya secara etika atau norma mungkin tidak layak
dilakukan.
Sumber:
Mamduh Hanafi. 2004.Manajemen Keuangan. Cetakan Pertama.
Penerbit BPFE :Yogyakarta.
http://ilmuakuntansi.web.id/pengertian-asimetri-informasi
0 komentar:
Posting Komentar